Pekanbaru, 15 Juli 2022 – Dalam rangka perluasan adopsi SISKA di lokasi potensial untuk mendukung peningkatan populasi sapi dan kebun sawit berkelanjutan, SISKA Supporting Program Indonesia-Australia Red Meat and Cattle Partnership (SSP-IARMCP) mengapresiasi minat dan ketertarikan Pemerintah Provinsi Riau untuk mengembangkan program integrasi sawit-sapi.
Agenda Diskusi Implementasi SISKA dalam Kerangka Rencana Aksi Daerah Kebun Sawit Berkelanjutan (RAD-KSB) di Provinsi Riau ini bertujuan untuk mengidentifikasi komitmen pemerintah daerah dalam implementasi SISKA untuk mewujudkan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
Rusman Heriawan, Dewan Pembina GAPENSISKA menyatakan bahwa secara teknis, Sistem Integrasi Sawit-Sapi (SISKA) ini menjadi salah satu langkah respon terhadap perubahan iklim global dan dalam rangka mendukung keberlanjutan (sustainability).
“Dengan adanya implementasi Sistem Integrasi Sawit-Sapi jelas secara ekonomi akan menambah populasi sapi di Riau. Jika semua stakeholder sungguh-sungguh melaksanakan implementasi SISKA ini, kita tidak perlu lagi import sapi dari daerah lain. Selain itu, juga mampu menambah income terutama untuk pekebun-peternak yang memelihara sapi. Dari aspek lingkungan, penerapan SISKA ini menjadi zero waste karena limbah dari sawit menjadi pakan bagi sapi, limbah dari sapi menjadi pupuk bagi sawit,” jelasnya.
Irfani Darma, Team Leader Indonesia-Australia Red Meat and Cattle Partnership menyatakan bahwa acara diskusi ini bertujuan untuk berbagi pengalaman dan praktek baik SISKA yang sudah ada untuk meningkatkan populasi sapi dengan pendekatan implementasi SISKA, kerjasama antara perusahaan perkebunan dengan peternak sapi disekitar wilayah perkebunan. “Dengan memberikan fasilitasi akses bagi peternak sekitar untuk menggembala sapi di kebun sawit itu akan memberikan manfaat timbal-balik secara berkelanjutan dan jangka panjang,” tambahnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Riau, SF Hariyanto menyatakan bahwa keuntungan sistem integrasi sawit sapi ini sangat banyak, seperti misalnya diversifikasi sumberdaya, mengurangi resiko usaha, efisiensi penggunaan input produksi, ramah lingkungan, hingga pendapatan rumah tangga pekebun-petenak yang berkelanjutan. “Harapannya, inisiatif SISKA menjadi komitmen kita bersama dalam meningkatkan produktivitas dan daya saing agar mewujudkan perkebunan sawit yang berkelanjutan,” pungkasnya. (SSP-15/07/2022)