Pontianak, 12 Desember 2022 – Banyaknya dukungan dan peran dari berbagai multistakeholder, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas sangat gencar melakukan sosialisasi tentang adanya implementasi integrasi sawit-sapi. Komitmen tersebut dapat dilihat dari terlaksananya Workshop Implementasi Integrasi Sawit-Sapi “Mendukung Akselerasi Perkebunan Sawit Berkelanjutan di Kalimantan Barat” yang dilaksanakan secara hybrid pada Senin, 12 Desember 2022.
Dalam agenda ini, dihadirkan narasumber yang kompeten dibidangnya, diantaranya adalah Dr Rusman Heriawan yang memberikan paparan tentang Kebijakan Nasional Integrasi Sawit-Sapi, Ir Muhammad Munsif tentang Dukungan Sumberdaya Lahan Perkebunan untuk Integrasi Sawit-Sapi di Kalbar, Ir Joko Iriantono tentang Peran GAPENSISKA dalam Pendampingan Implementasi SISKA, Dr Wahyu Darsono tentang Best Practices dalam Simbiosis Mutualisme Implementasi Model SISKA-kemitraan Usaha, dan drh Arifin Budiman Nugraha tentang Biosecurity dan Mitigasi Wabah Penyakit pada Model SISKA.
Rusman Heriawan, Ketua Dewan Penasehat Rencama Aksi Nasional Kebun Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) sekaligus Ketua Dewan Pembina GAPENSISKA, dalam pengantarnya menyatakan bahwa integrasi sawit-sapi (SISKA) memiliki peran strategis di Kalimantan Barat. Disisi lain, SISKA juga berdampak positif, baik bagi pekebun-peternak swadaya maupun perusahaan. “Untuk memperbanyak populasi sapi dan secara otomatis juga menghadirkan ketahanan pangan terutama dari daging dan juga sebagai upaya menghadirkan pupuk organik. Persoalan pupuk saat ini menjadi perhatian karena mahal,” terangnya.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Barat, Ir. M Munsif, dalam paparannya menyatakan bahwa pihaknya terus mensosialisasikan program SISKA, baik menyasar pekebun maupun manajemen perusahaan. Menurutnya, model SISKA ini yang dimaksimalkan bukan hanya sekedar dilepasnya sapi di kebun sawit, tapi juga ada sentuhan-sentuhan pengelolaan peternakan yang memperhatikan segala aspek praktik baik didalamnya. “SISKA bisa mengurangi pupuk anorganik dengan kotoran sapi yang tersebar di lahan sawit dan sebagai pengendalian gulma. Bahkan lebih lanjut, SISKA bisa membuka lapangan kerja,” (SSP-12/12/2022)