Padang, 10 – 15 Juni 2023 – Pekan Nasional Petani Nelayan (PENAS) merupakan ajang bertemu para kontak tani, pekebun, nelayan, petani hutan untuk menampilkan capaiannya sebagai pelaku utama dalam pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Acara ini sukses menarik perhatian lebih dari 30.000 petani, peternak, pekebun, dan nelayan dari seluruh penjuru Indonesia yang datang secara langsung di area Lanud Sutan Sjahrir, Padang, Sumatera Barat. Kegiatan ini diselenggarakan demi membangkitkan semangat dan kemandirian petani dan nelayan dalam meningkatkan pembangunan di bidang pertanian secara luas demi tercapainya Indonesia Menuju Lumbung Pangan Dunia 2024.
SISKA Supporting Program Indonesia Australia Red Meat and Cattle Partnership (SSP-IARMCP) berkolaborasi bersama Direktorat Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kementan RI memanfaatkan dan meramaikan momen ini sebagai ajang promosi dan advokasi integrasi perkebunan dan peternakan melalui SISKA pada segmen Closed Loop, yaitu pendekatan pola peternakan terpadu dari hulu hingga hilir untuk mendorong pengembangan agribisnis secara berkelanjutan, meningkatkan skala ekonomi dan pendapatan petani, serta mampu meningkatkan produktivitas ternak.
Selain itu, SSP-IARMCP juga berkolaborasi dengan Pemprov Kalsel melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan untuk mempromosikan adanya implementasi integrasi perkebunan dan peternakan secara kemitraan (SISKA-Kemitraan) melalui program SISKA KU INTIP yang pada agenda ini Gubernur Kalsel mendapatkan penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya bidang Pertanian dari Presiden RI loh, #SISKAnation!
“PENAS ini merupakan momentum menyamakan konsepsi dan mengucapkan rasa terima kasih kepada para petani dan nelayan di seluruh Indonesia yang telah mendukung pembangunan pertanian yang berdaya saing, berkerakyatan, dan berkelanjutan,” Ujar Menteri Pertanian RI, Syahrul Syasin Limpo.
Melalui display teknologi dan varian olahan pakan ternak, ditampilkan contoh pakan ternak yang terbuat dari bahan utama bungkil sawit (palmofeed dan siskafeed). Dalam hal ini, integrasi sawit-sapi (SISKA) menimbulkan hubungan yang saling menguntungkan (simbiosis mutualisme), sawit menyediakan pakan untuk sapi dan sapi menyediakan kotoran untuk pupuk organik.
Salah satu peternak dari Jambi, mengapresiasi adanya bahan pakan tambahan untuk ternak ruminansia dan unggas yang terbuat dari hasil samping sawit ini. “Bagus ya nama nya, SISKAFEED.. Kereeennn!” ujar salah satu pengunjung booth cluster pakan di Closed Loop tersebut.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyampaikan apresiasi nya pada pola peternakan yang terpadu dari hulu hingga hilir seperti pada closed loop ini untuk mendorong pengembangan agribisnis yang berkelanjutan. “Peternak dirasa tidak perlu khawatir, bisa menggandeng perbankan maupun pihak swasta untuk pengembangannya,” pungkasnya. (SSP-15/06/23)
Youtube : https://youtu.be/exI4EoL_TJs