SISKA Collaborative Research
and Dissemination

"Collaborative Research and Dissemination to support SISKA (oil palm-livestock integration & intercropping system) adoption and expansion to achieve sustainable oil palm plantation"

Pengembangan Bioenergi, Biomaterial, dan Bionutrisi sebagai Model Bioindustri dalam Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA)

BAGIKAN

Bioindustri adalah industri yang berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan untuk menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi manusia, seperti pangan, pakan, energi, serat, dan lain-lain. Bioindustri memiliki potensi untuk meningkatkan perekonomian, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat dengan cara yang efisien, efektif, dan ramah lingkungan. Salah satu contoh model bioindustri yang dapat diterapkan di Indonesia adalah Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA). SISKA adalah suatu model bioindustri berkelanjutan yang menggabungkan kegiatan peternakan sapi dengan perkebunan kelapa sawit untuk menciptakan sinergi antara kedua sektor tersebut. Dalam SISKA, lahan yang digunakan untuk perkebunan kelapa sawit juga dimanfaatkan untuk pemeliharaan sapi. Limbah atau produk sampingan dari perkebunan sawit, seperti tandan kosong atau serat kelapa sawit, dapat dimanfaatkan sebagai pakan untuk sapi. Limbah dari peternakan sapi, seperti kotoran sapi, dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk kebun kelapa sawit. Selain itu, manajemen sumber daya alam seperti air, energi, dan nutrisi dapat diintegrasikan antara kegiatan peternakan sapi dan perkebunan sawit.

Bioenergi adalah energi yang dihasilkan dari bahan-bahan organik yang dapat diperbaharui, seperti tanaman, hewan, limbah atau mikroorganisme. Dalam SISKA, bioenergi dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:

  1. Biodiesel adalah bahan bakar nabati yang dapat digunakan sebagai pengganti atau campuran dengan solar. Biodiesel dapat dibuat dari minyak kelapa sawit yang dihasilkan dari perkebunan sa Biodiesel memiliki beberapa keunggulan, seperti ramah lingkungan, biodegradable, mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan kemandirian energi.
  2. Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses fermentasi anaerobik (tanpa oksigen) bahan-bahan organik oleh bakte Biogas dapat dibuat dari kotoran sapi yang dikumpulkan dari peternakan sapi. Biogas mengandung metana (CH4) yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, penerangan, pemanas atau pembangkit listrik.
  3. Bioetanol adalah alkohol yang dapat digunakan sebagai bahan bakar atau bahan kim Bioetanol dapat dibuat dari selulosa atau hemiselulosa yang terdapat dalam pelepah dan daun sawit yang merupakan limbah perkebunan sawit. Bioetanol memiliki sifat-sifat yang mirip dengan bensin, seperti oktan tinggi, mudah terbakar dan mudah dicampur.

Biomaterial adalah material yang berasal dari sumber hayati atau diproses oleh organisme hidup. Dalam SISKA, biomaterial dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:

  1. Kulit sapi adalah bagian tubuh sapi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri kuli Kulit sapi dapat diolah menjadi berbagai produk kulit, seperti sepatu, tas, jaket, sabuk atau dompet. Produk kulit memiliki nilai ekonomi tinggi dan permintaan pasar yang luas.
  2. Tulang sapi adalah bagian tubuh sapi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri gelatin. Gelatin adalah protein hewani yang larut dalam air panas dan membentuk gel saat dingin. Gelatin dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti makanan, obat-obatan, kosmetik atau fotografi.
  3. Serat kelapa sawit adalah serat alami yang terdapat dalam tandan kosong kelapa sawit (TKKS) atau serat kelapa sawit (SKS) yang merupakan limbah perkebunan sa Serat kelapa sawit dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri tekstil atau komposit. Serat kelapa sawit memiliki sifat-sifat mekanik yang baik, seperti kuat, ringan dan tahan lama.

Bionutrisi adalah nutrisi yang diperlukan oleh organisme hidup untuk pertumbuhan dan perkembangan. Dalam SISKA, bionutrisi dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain:

  1. Pakan ternak adalah makanan yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi merek Dalam SISKA, pakan ternak dapat diperoleh dari limbah perkebunan sawit, seperti pelepah dan daun sawit, bungkil inti sawit dan solid. Pakan ternak ini dapat diolah atau dicerna oleh sapi untuk menghasilkan daging dan susu yang berkualitas.
  2. Pupuk organik  adalah  pupuk  yang  berasal  dari  bahan-bahan  organik  yang  dapat  memperbaiki kesuburan tanah dan menyediakan nutrisi bagi tanaman. Dalam SISKA, pupuk organik dapat diperoleh dari kotoran sapi yang dikumpulkan dari peternakan sap Pupuk organik ini dapat digunakan untuk memupuk tanaman kelapa sawit yang menghasilkan minyak yang berkualitas.

Bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi adalah produk bioindustri yang dapat dihasilkan dari sumber daya alam yang berkelanjutan, seperti kelapa sawit, sapi, dan produk turunannya. Pengembangan bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi sebagai model bioindustri dalam SISKA memiliki beberapa tantangan dan strategi, antara lain:

Tantangan:

  1. Keterbatasan sumber daya alam yang dapat digunakan sebagai bahan baku bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi, baik dari segi kuantitas maupun kualit
  2. Keterbatasan teknologi dan fasilitas yang dapat digunakan untuk produksi, pengolahan, penyimpanan, dan distribusi bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi dengan efisien dan efek
  3. Keterbatasan sumber  daya  manusia  yang  memiliki  kompetensi  dan  keterampilan  dalam  bidang bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi, baik dari segi penelitian, pengembangan, produksi, maupun pemanfaatan.
  4. Keterbatasan informasi dan data yang dapat digunakan untuk mendukung pengembangan bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi, baik dari segi potensi, peluang, tantangan, maupun dampak dari penggunaan bioenergi, biomaterial, dan bionutri
  5. Keterbatasan kebijakan dan regulasi yang dapat mendukung pengembangan bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi, baik dari segi perizinan, insentif, perlindungan hak kekayaan intelektual, maupun eti

Strategi:

  1. Mendorong pengembangan bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi yang berbasis pada sumber daya alam yang berkelanjutan, seperti kelapa sawit, sapi, dan produk turunannya, yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan indu
  2. Mendorong penelitian  dan  inovasi  dalam  bidang  bioenergi,  biomaterial,  dan  bionutrisi  untuk meningkatkan kualitas, kinerja, biokompatibilitas, dan biodegradabilitas produk bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasar.
  3. Mendorong kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi, seperti akademisi, peneliti, industri, pemerintah, dan masyarakat, untuk meningkatkan transfer pengetahuan, teknologi, dan informasi tentang bioenergi, biomaterial, dan bionu
  4. Mendorong standarisasi,  sertifikasi,  dan  regulasi  yang  mendukung  pengembangan  bioenergi, biomaterial,dan bionutrisi , seperti melalui pengujian , evaluasi ,dan pengawasan kualitas dan keamanan produk bioenergi ,biomaterial ,dan bionutrisi sebelum dipasarkan .
  5. Mendorong promosi  ,  pemasaran  ,dan  jejaring  pasar  untuk  produk  bioenergi  ,biomaterial  ,dan bionutrisi yang berkualitas tinggi dan kompetitif ,baik di pasar domestik maupun internasional.

 

 

Peran multipihak dalam pengembangan bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi sebagai model bioindustri dalam SISKA adalah sebagai berikut:

  1. Pemerintah memiliki  peran  penting  dalam  menyusun  dan  mengimplementasikan  kebijakan  dan regulasi yang mendukung pengembangan bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi, seperti perizinan, insentif, perlindungan hak kekayaan intelektual, dan et Pemerintah juga berperan dalam menyediakan fasilitas dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk produksi, pengolahan, penyimpanan, dan distribusi produk bioindustri, seperti jalan, listrik, air, dan lain-lain. Selain itu, pemerintah juga berperan dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengembangan bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi, seperti melalui pelatihan, bimbingan, dan pendidikan.
  1. Akademisi memiliki peran penting dalam melakukan penelitian dan inovasi dalam bidang bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi untuk meningkatkan kualitas, kinerja, biokompatibilitas, dan biodegradabilitas produk bioindustri yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pa Akademisi juga berperan dalam menyebarkan informasi dan pengetahuan terkait bioenergi, biomaterial,dan bionutrisi kepada masyarakat ,terutama generasi muda ,melalui berbagai media ,seperti publikasi,seminar,webinar, dan lain-lain. Akademisi juga berperan dalam melakukan pengabdian masyarakat yang dapat menciptakan inovasi-inovasi dalam penggunaan bioenergi ,biomaterial ,dan bionutrisi sehari-hari di tingkat komunitas.
  1. Industri memiliki peran penting dalam memproduksi, mengolah, menyimpan,dan mendistribusikan produk bioindustri dengan efisien dan efektif . Industri juga berperan dalam meningkatkan nilai tambah dan pendapatan dari penjualan produk bioindustri yang memiliki nilai jual tinggi . Industri juga berperan dalam menjaga kualitas dan keamanan produk bioindustri sebelum dipasarkan . Industri juga berperan dalam melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain yang terlibat dalam pengembangan bioenergi ,biomaterial ,dan bionutrisi ,seperti pemerintah ,akademisi ,peneliti ,dan masyarakat.
  2. Masyarakat memiliki peran penting dalam menggunakan produk bioindustri sebagai alternatif dari produk konvensional yang berdampak negatif bagi lingkungan . Masyarakat juga berperan dalam memberikan masukan dan umpan balik terkait produk bioindustri yang digunakan . Masyarakat juga berperan dalam mendukung pengembangan bioenergi ,biomaterial ,dan bionutrisi sebagai model bioindustri dalam SISKA dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi sebagai model bioindustri dalam SISKA dapat memberikan manfaat bagi perekonomian, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh antara lain adalah meningkatkan produksi dan diversifikasi produk bioindustri yang dapat memenuhi kebutuhan industri nasional dan global; meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani dan peternak dari penjualan produk bioindustri yang memiliki nilai jual tinggi; meningkatkan kemandirian energi nasional dengan mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengembangkan energi terbarukan dari sumber daya alam lokal; meningkatkan keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi dampak negatif dari kegiatan pertanian dan peternakan, seperti polusi, erosi, degradasi tanah,dan emisi gas rumah kaca; meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat dengan menyediakan produk bioindustri yang aman, sehat, dan bergizi. Industri kelapa sawit terus membantu mengurangi kemiskinan dan mendorong pertumbuhan sosial ekonomi melalui kesempatan kerja dan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran kota. Namun, seiring dengan berkembangnya industri ini dengan cepat, produksi berjalan seiring dengan produksi limbah. Dengan pemanfaatan yang dilakukan oleh pabrik saat ini, sejumlah besar biomassa kelapa sawit tidak dimanfaatkan. Praktik yang ada saat ini hanya memungkinkan sebagian biomassa untuk digunakan sebagai bahan mulsa di perkebunan dan bahan bakar boiler, sementara batang dan pelepah dibiarkan membusuk untuk siklus karbon. Banyak penelitian yang telah dilakukan mengenai pengembangan produk  bio  yang  menggunakan biomassa  kelapa  sawit,  termasuk  biochar,  karbon  aktif, bio-oil,  kompos, nanoselulosa, biosugar, bioelektrik, biohidran, bioplastik, dan bioenergi. Ulasan ini mengumpulkan bukti-bukti terbaru dari kemajuan teknologi dalam valorisasi biomassa kelapa sawit untuk penggunaan yang bernilai tambah. Secara keseluruhan, ditunjukkan bahwa biomassa kelapa sawit dapat dikonversi menjadi bahan baku yang bernilai tinggi melalui beberapa rute pengolahan awal.

Rekomendasi teknis untuk mempercepat pengembangan bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi sebagai model bioindustri dalam SISKA:

  1. Meningkatkan kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah dalam menyusun dan mengimplementasikan kebijakan dan regulasi yang mendukung pengembangan bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi, seperti perizinan, insentif, perlindungan hak kekayaan intelektual, dan etika. Hal ini dapat mempercepat proses perizinan, memberikan kemudahan dan kepastian bagi pelaku usaha, serta mencegah tumpang tindih dan konflik kepentingan antara pemerintah pusat dan daerah.
  2. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengembangan bioenergi, biomaterial, dan bionutrisi, baik dari segi penelitian, pengembangan, produksi, maupun pemanfaatan. Hal ini dapat dilakukan melalui pelatihan, bimbingan, pendidikan, dan sosialisasi terkait bioenergi, biomaterial,dan bionutrisi kepada berbagai pihak ,seperti akademisi ,peneliti ,industri ,dan masyarakat . Hal ini dapat meningkatkan kualitas ,kinerja ,biokompatibilitas ,dan biodegradabilitas produk bioindustri yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasar .
  3. Meningkatkan inovasi teknologi dalam produksi, pengolahan, penyimpanan,dan distribusi produk bioindustri dengan efisien dan efektif . Hal ini dapat dilakukan melalui penelitian dan pengembangan teknologi yang sesuai dengan karakteristik bahan baku ,proses produksi ,dan produk akhir . Hal ini dapat meningkatkan produktivitas ,kualitas ,dan keamanan produk bioindustri sebelum dipasarkan .
  4. Meningkatkan akses pembiayaan untuk pengembangan bioenergi, biomaterial,dan bionutrisi . Hal ini dapat dilakukan melalui penyediaan dana bergulir ,pinjaman lunak ,hibah ,dan skema pembiayaan lainnya yang dapat meringankan beban biaya modal dan operasional bagi pelaku usaha . Hal ini dapat meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan produk bioindustri bagi konsumen .
  5. Meningkatkan promosi, pemasaran,dan jejaring pasar untuk produk bioindustri yang berkualitas tinggi dan kompetitif ,baik di pasar domestik maupun internasional . Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan standarisasi ,sertifikasi ,dan regulasi yang mendukung pengembangan bioenergi ,biomaterial ,dan bionutrisi , seperti melalui pengujian ,evaluasi ,dan pengawasan kualitas dan keamanan produk bioindustri sebelum dipasarkan. Hal ini dapat meningkatkan citra, kepercayaan, dan permintaan pasar terhadap produk bioindustri.

 

Penulis : Dr Wahyu Darsono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Kami
1
Siskaforum.org
Gratis, gabung komunitas Siska Forum
Dapatkan info dan artikel menarik mengenai Sistem Integrasi Sapi dan Kelap Sawit