SISKA Collaborative Research
and Dissemination

"Collaborative Research and Dissemination to support SISKA (oil palm-livestock integration & intercropping system) adoption and expansion to achieve sustainable oil palm plantation"

Sumber Nutrisi (Pakan) Sapi dalam Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA)

BAGIKAN

Dokumen artikel lengkap dapat diakses disini.

 

Rekomendasi teknis untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sapi dari bahan pakan yang ada di perkebunan sawit adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan seleksi dan adaptasi bibit sapi yang sesuai dengan kondisi lahan perkebunan kelapa sawit. Bibit sapi yang dipilih harus memiliki sifat-sifat seperti tahan terhadap iklim tropis, penyakit, dan stres, serta mampu memanfaatkan pakan berbasis sawit dengan efisien.
  2. Melakukan pengaturan stocking rate dan stocking density yang optimal pada usaha integrasi sawit-sapi. Stocking rate adalah jumlah ternak yang dipelihara per satuan luas lahan, sedangkan stocking density adalah jumlah ternak yang dipelihara per satuan luas padang penggembalaan. Pengaturan ini harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti ketersediaan dan kualitas pakan, produktivitas tanaman sawit, kesehatan dan kesejahteraan ternak, serta dampak lingkungan.
  3. Melakukan penambahan pakan konsentrat atau suplemen yang sesuai dengan kebutuhan ternak pada usaha integrasi sawit-sapi. Pakan konsentrat atau suplemen adalah pakan tambahan yang diberikan untuk meningkatkan kandungan nutrisi seperti protein, mineral, dan vitamin pada ransum ternak. Pakan konsentrat atau suplemen dapat berupa bungkil sawit, bungkil kedelai, dedak padi, molases, urea, garam, mineral, dan lain-lain.
  4. Melakukan pengolahan pakan berbasis sawit untuk meningkatkan nilai nutrisi dan daya simpannya. Pakan berbasis sawit dapat berupa pelepah sawit, tandan kosong sawit, serat sawit, dan bungkil sawit. Pengolahan pakan berbasis sawit dapat dilakukan dengan cara-cara seperti pencacahan, pengeringan, fermentasi, ensilase, atau pembuatan pakan lengkap.
  5. Menggunakan pelepah sawit sebagai sumber hijauan dan bungkil sawit sebagai sumber protein. Pelepah sawit adalah bagian dari tanaman kelapa sawit yang dipotong saat panen buah. Pelepah sawit memiliki kandungan energi dan protein yang cukup tinggi, yaitu sekitar 50-60% TDN dan 5-10% PK. Bungkil sawit adalah produk samping dari pabrik pengolahan kelapa sawit yang mengandung protein kasar sekitar 20-40%. Pelepah sawit dan bungkil sawit dapat dicampurkan dengan bahan pakan lain seperti molases, dedak padi, urea, garam, dan mineral untuk membuat pakan lengkap berbasis biomassa sawit. Pakan lengkap ini dapat diberikan kepada sapi dengan kandungan protein kasar antara 15-20%.
  6. Menggunakan hijauan yang tumbuh di bawah tanaman kelapa sawit sebagai sumber hijauan dan protein. Hijauan ini terdiri dari berbagai jenis rumput, legum, dan gulma yang memiliki nilai nutrisi yang bervariasi. Beberapa jenis hijauan yang adaptif di lahan perkebunan kelapa sawit antara lain Paspalum, Axonopus, Panicum, Calopogonium, Alysicarpus, Melastoma Hirta, Cliderma, Sida, Neplolephis, Borreraria, dan Alystasia . Hijauan ini dapat diberikan secara langsung sebagai pakan segar atau diolah menjadi pakan kering seperti hay atau silase.
  7. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kondisi nutrisi ternak pada usaha integrasi sawit-sapi. Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan dengan cara-cara seperti mengukur pertambahan bobot badan harian, body condition score (BCS), manure score (MS), produksi susu atau daging, persentase karkas, serta kesehatan dan kesejahteraan ternak.

 

Penulis : Dr Wahyu Darsono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Kami
1
Siskaforum.org
Gratis, gabung komunitas Siska Forum
Dapatkan info dan artikel menarik mengenai Sistem Integrasi Sapi dan Kelap Sawit