SISKA Collaborative Research
and Dissemination

"Collaborative Research and Dissemination to support SISKA (oil palm-livestock integration & intercropping system) adoption and expansion to achieve sustainable oil palm plantation"

PERAN ASOSIASI DALAM PERCEPATAN IMPLEMENTASI SISTEM INTEGRASI SAWIT SAPI

BAGIKAN

Kondisi iklim, geografis, dan demografis mensyaratkan arah pembangunan pertanian di Indonesia harus terintegrasi antar komoditas. Sistem integrasi antara beberapa komoditas seperti kelapa sawit dan sapi telah terbukti berdasarkan pengalaman dan penelitian dapat memberikan manfaat bagi keduanya1.

Penerapan SISKA memaksimalkan pemanfaatan sumberdaya sawit dan sapi untuk menghasilkan nilai tambah ekonomi yang selaras dengan prinsip ekonomi sirkular2. Meskipun demikian, laju implementasi SISKA sampai saat ini seperti jalan ditempat. Data tahun 2020 menunjukkan perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terdaftar sebanyak 2.511 perusahaan. Di sisi lain perusahaan yang sudah melakukan SISKA hanya sebanyak 12 perusahaan. Sedangkan tingkat implementasi SISKA di 2.7 juta kepala keluarga petani sawit rakyat tidak dapat ditelusuri informasinya3.

Ada beberapa hal yang menghambat laju implementasi SISKA seperti isu dampak negative ternak sapi terhadap performa perkebunan kelapa sawit, belum tersedianya akses informasi pengetahuan SISKA, Sedikitnya ketersediaan sumberdaya manusia terampil dalam bidang SISKA, dan rendahnya dukungan kebijakan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung implementasi SISKA.

Kehadiran asosiasi diharapkan dapat membantu mengurai permasalahan-permasalahan yang menghambat implementasi SISKA. Setidaknya ada lima peran penting asosiasi dalam mempercepat implementasi system integrasi sawit dan sapi (SISKA) di Indonesia.

Pertama, asosiasi menjadi wadah pemersatu para penyelenggara dan pemerhati SISKA di Indonesia.  Pihak-pihak yang terkait SISKA terdiri dari penyelenggara (perusahaan, inti-plasma, dan petani sawit swadaya) dan pemerhati yang berasal dari akademisi (universitas), pemangku kebijakan (pusat dan daerah), periset dari lembaga penelitian, maupun masyarakat umum yang tertarik ke SISKA. Persatuan akan memperkuat pencapaian kepentingan bersama para anggota asosiasi.

Kedua, Menjadi pusat informasi dan sosialisasi SISKA. Ketersediaan dan akses informasi merupakan hal yang penting dalam mengakselerasi pengembangan SISKA. Beberapa contoh informasi yang diperlukan adalah terkait ekonomi usaha, teknis manajemen, sumber pembiayaan, inovasi dan teknologi, dan informasi hasil riset terkini mengenai SISKA. Asosiasi bisa menjadi pengelola (help desk) informasi tersebut dan menyediakan akses kepada anggotanya. Akses informasi dapat dilakukan secara online menggunakan platform website (knowledge management system) maupun platform social media. Akses informasi dapat dilakukan juga secara offline buku petunjuk teknis SISKA maupun buku penunjang lain yang berisi informasi terkait SISKA.

Selain itu asosiasi dapat secara aktif melakukan sosialisasi terhadap informasi-informasi terkini SISKA yang diperlukan oleh para anggotanya. Sosialisasi dapat juga dilakukan untuk meluruskan isu-isu yang tidak benar terkait SISKA yang beredar di para pelaku industry kelapa sawit. Asosiasi dapat bekerjasama dengan universitas dan lembaga riset untuk mensosialisasikan hasil riset mereka terkait SISKA kepada publik. Contoh, paparan hasil riset terkini pada Integrated Cattle and Oil Palm Production Conference 2019 menunjukkan bahwa beberapa isu negative sapi terhadap perkebunan sawit seperti pemadatan tanah dan penyebaran penyakit Ganoderma secara ilmiah tidak terbukti kebenarannya.

Ketiga, asosiasi menyediakan akses terhadap pendidikan dan pelatihan terkait SISKA. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu pilar penting dalam pengembangan SISKA. Teknis usaha SISKA adalah unik karena merupakan kombinasi antara manajemen perkebunan sawit dan ternak sapi. Oleh karena itu kebutuhan SDM untuk SISKA akan berbeda dengan sektor perkebunan dan peternakan. Pengembangan SISKA membutuhkan SDM yang memiliki keahlian dalam manajemen peternakan seperti pakan dan nutrisi ternak, kesehatan ternak, reproduksi ternak, dan system pencatatan. Di sisi lain SDM SISKA juga harus memahami manajemen di perkebunan yang beririsan dengan peternakan seperti: penyiangan, pemupukan, pemanenan, dan pemangkasan tanaman sawit. Kebutuhan SDM ini akan meningkat seiring dengan pengembangan SISKA di daerah sentra perkebunan kelapa sawit.

Asosiasi dapat berperan dalam penyediaan SDM SISKA melalui penyelenggaraan pendidikan dan latihan keterampilan manajemen SISKA yang dapat diikuti oleh public. Peyelenggaraan Pendidikan dan pelatihan difokuskan pada keterampilan teknis di lapangan maupun manajerial sistem usaha SISKA.

Asosiasi dapat pula bersinergi dengan lembaga sertifikasi profesi untuk memberikan masukan terkait sertifikasi profesi SISKA. Saat ini untuk bidang peternakan sudah terdapat Lembaga Sertifikasi Profesi Peternakan Indonesia (LSP-PI) yang melakukan fungsi sertifikasi untuk profesi peternakan.

Selain itu asosiasi memiliki peran dalam mendorong lembaga pendidikan seperti universitas untuk Menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industry SISKA. Sampai saat ini belum ada kurikulum maupun mata kuliah yang khusus mengenai SISKA.

Keempat, menyediakan akses ke kegiatan-kegiatan eksibisi yang dilakukan industry SISKA seperti pameran, seminar, dan workshop. Kegiatan eksibisi memiliki peran penting sebagai sarana untuk membangun jejaring mempertemukan para stakeholder dan pelaku SISKA, mendiseminasikan pengetahuan dan informasi terkait SISKA, rekrutmen SDM, peningkatan kapasitas SDM, dan temu bisnis.

Kelima, memberikan pertimbangan dan pandangan kepada pemerintah. Kebijakan sangat penting untuk menciptakan eksosistem usaha yang kondusif untuk industry SISKA. Pemerintah melalui Instruksi Presiden No 6 Tahun 2019 telah mencanangkan Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB). Inpres ini kemudian diturunkan oleh pemerintah daerah menjadi Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD KSB) sebagai acuan pembangunan perkebunan kelapa sawit di daerah. Asosiasi dapat membantu pemerintah daerah dalam Menyusun RAD KSB dan kebijakan turunannya yang bersifat teknis. Khususnya terkait SISKA di dalam kebijakan kelapa sawit yang berkelanjutan. Pemerintah pusat telah memasukan SISKA di dalam RAN KSB sebagai salah satu cara peningkatan nilai tambah ekonomi dari perkebunan kelapa sawit.

Para penyelenggara dan pemerhati SISKA harus memahami peran asosiasi dalam pengembangan SISKA. Pembentukan asosiasi SISKA merupakan suatu keharusan untuk mengakselerasi pengembangan SISKA di Indonesia.

Oleh : Dr. Windu Negara

Sumber :

  1. https://iaccbp.org/files/VzDfV-prosiding-icop-conference-20191.pdf
  2. https://www.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=YWQ5ZDlhOWQzOTA4M2UzY2EwZTg4ZDZi&xzmn=aHR0cHM6Ly93d3cuYnBzLmdvLmlkL3B1YmxpY2F0aW9uLzIwMjEvMTEvMzAvYWQ5ZDlhOWQzOTA4M2UzY2EwZTg4ZDZiL2RpcmVrdG9yaS1wZXJ1c2FoYWFuLXBlcmtlYnVuYW4ta2VsYXBhLXNhd2l0LWluZG9uZXNpYS0yMDIwLmh0bWw%3D&twoadfnoarfeauf=MjAyMi0wMi0xMCAwODoyMzo0Ng%3D%3D
  3. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/04/06/27-juta-petani-bergantung-pada-perkebunan-sawit-rakyat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Kami
1
Siskaforum.org
Gratis, gabung komunitas Siska Forum
Dapatkan info dan artikel menarik mengenai Sistem Integrasi Sapi dan Kelap Sawit