SISKA Collaborative Research
and Dissemination

"Collaborative Research and Dissemination to support SISKA (oil palm-livestock integration & intercropping system) adoption and expansion to achieve sustainable oil palm plantation"

Membangun Ketahanan Pangan Desa melalui Implementasi Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit (SISKA)

BAGIKAN

Ketahanan pangan desa merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan nasional, mengingat sebagian besar penduduk Indonesia masih tinggal di pedesaan dan bergantung pada sektor pertanian dan peternakan. Namun, ketahanan pangan desa masih menghadapi berbagai tantangan, seperti keterbatasan lahan, sumber pakan, modal, teknologi, dan SDM. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan kolaborasi antara berbagai pihak untuk meningkatkan ketahanan pangan desa. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan sistem integrasi sapi kelapa sawit (SISKA). SISKA adalah suatu program yang mengintegrasikan ternak sapi dengan tanaman perkebunan yaitu kelapa sawit dengan konsep menempatkan dan mengusahakan sejumlah ternak tanpa mengurangi aktivitas dan produktivitas tanaman. SISKA memiliki banyak keuntungan, baik bagi perkebunan sawit maupun peternakan sapi, antara lain:

  1. Meningkatkan produksi dan kualitas daging sapi nasional, sejalan dengan program swasembada daging sapi 2024.
  2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani plasma dan masyarakat desa melalui usaha ternak yang terintegrasi dengan BUMD
  3. Meningkatkan efisiensi pengangkutan hasil panen kelapa sawit dengan memanfaatkan tenaga sapi.
  4. Meningkatkan ketersediaan pakan ternak yang berasal dari hijauan di lahan perkebunan dan produk samping olahan sawit seperti pelepah, solid, dan bungkil sa
  5. Meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi emisi gas rumah kaca dengan memanfaatkan kotoran ternak dan limbah sawit sebagai kompo
  6. Meningkatkan kelestarian  lingkungan  dan  biodiversitas  dengan  mengendalikan  gulma  dan  hama tanaman secara alami melalui penggembalaan terna

Untuk mengimplementasikan SISKA, diperlukan kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan perkebunan sawit, masyarakat desa, lembaga penelitian, dan organisasi masyarakat sipil. Peran masing-masing pihak adalah sebagai berikut:

  1. Pemerintah pusat berperan sebagai regulator, fasilitator, dan penyedia insentif bagi pelaku SISKA. Pemerintah pusat juga berperan sebagai koordinator antara berbagai kementerian/lembaga terkait dalam merumuskan kebijakan dan program SISKA.
  2. Pemerintah daerah berperan sebagai pelaksana, pendamping, dan pengawas SISKA di tingkat provinsi dan kabupaten/kot Pemerintah daerah juga berperan sebagai penyedia bantuan teknis, finansial, dan sosial bagi masyarakat desa yang ingin menerapkan SISKA.
  3. Perusahaan perkebunan  sawit  berperan  sebagai  mitra  strategis  bagi  masyarakat  desa  dalam menjalankan SISKA. Perusahaan perkebunan sawit juga berperan sebagai penyedia lahan, sarana prasarana, bahan baku, dan pasar bagi usaha ternak
  4. Masyarakat desa berperan sebagai pelaku utama SISKA. Masyarakat desa juga berperan sebagai pemilik, pengelola, dan pemanfaat BUMDes yang menjadi instrumen pemberdayaan masyarakat desa melalui SISKA.
  5. Lembaga penelitian berperan sebagai penyedia inovasi teknologi, informasi, dan rekomendasi bagi pelaku SISKA. Lembaga penelitian juga berperan sebagai mitra kerjasama dalam melakukan penelitian dan pengembangan SISKA.
  6. Organisasi masyarakat sipil berperan sebagai advokat, mediator, dan edukator bagi pelaku SISKA. Organisasi masyarakat sipil juga berperan sebagai mitra kerjasama dalam melakukan sosialisasi, advokasi, dan pendampingan SISKA.

Indikator ketahanan pangan desa dapat tercapai melalui implementasi sistem integrasi sapi kelapa sawit (SISKA) dengan cara sebagai berikut:

  1. Meningkatkan ketersediaan  pangan  di  desa  dari  hasil  produksi  masyarakat  d  SISKA  dapat meningkatkan produksi dan kualitas daging sapi nasional, yang merupakan sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh manusia. SISKA juga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani plasma dan masyarakat desa melalui usaha ternak yang terintegrasi dengan BUMDes, sehingga dapat meningkatkan daya beli dan akses pangan bagi masyarakat desa.
  2. Meningkatkan  ketersediaan   pangan   dari   lumbung   pangan   d   SISKA   dapat   meningkatkan ketersediaan pakan ternak yang berasal dari hijauan di lahan perkebunan dan produk samping olahan sawit seperti pelepah, solid, dan bungkil sawit. Pakan ternak yang cukup dan berkualitas dapat meningkatkan produktivitas dan kesehatan ternak, sehingga dapat meningkatkan stok daging sapi di desa. Selain itu, SISKA juga dapat meningkatkan ketersediaan kompos yang berasal dari kotoran ternak dan limbah sawit, yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman pangan di desa.
  3. Meningkatkan ketersediaan data dan informasi mengenai hasil produksi dan lumbung pangan dengan SISKA dapat meningkatkan peran kelembagaan di desa, seperti pemerintah desa, lembaga masyarakat desa, BUMDes, masyarakat desa, dan kemitraan. Kelembagaan di desa dapat berperan sebagai pengelola, pengawas, dan pelapor data dan informasi mengenai hasil produksi dan lumbung pangan desa. Data dan informasi tersebut dapat digunakan untuk perencanaan, evaluasi, dan pengambilan keputusan terkait ketahanan pangan di desa.

Strategi implementasi yang mendorong prioritas penggunaan dana desa untuk ketahanan pangan nabati dan hewani adalah sebagai berikut:

  1. Melakukan perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan program/kegiatan ketahanan pangan di desa sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Keputusan Menteri Nomor 82 Tahun 2022 tentang Pedoman Ketahanan Pangan di D Pedoman tersebut mengatur tentang kebijakan, indikator, program, dan peran kelembagaan di desa terkait ketahanan pangan.
  2. Melakukan koordinasi, sinergi, dan kolaborasi antara pemerintah desa, lembaga masyarakat desa, BUMDes, masyarakat desa, pemerintah kabupaten/kota, dinas terkait, lembaga penelitian, organisasi masyarakat sipil, dan mitra strategis lainnya dalam menjalankan program/kegiatan ketahanan pangan di d Koordinasi dan kolaborasi tersebut dapat dilakukan melalui forum komunikasi dan konsultasi yang rutin dan terstruktur, serta melalui mekanisme kerjasama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan.
  3. Melakukan pendampingan, bantuan teknis, bantuan finansial, dan bantuan sosial bagi masyarakat desa yang ingin menerapkan program/kegiatan ketahanan pangan di d Pendampingan dan bantuan tersebut dapat dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota, dinas terkait, lembaga penelitian, organisasi masyarakat sipil,  dan mitra  strategis  lainnya  sesuai dengan kapasitas  dan kompetensi masing-masing. Pendampingan dan bantuan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, kemandirian,   motivasi,   dan   partisipasi   masyarakat   desa   dalam   mengelola   usaha   pertanian, peternakan, perikanan, diversifikasi pangan, serta infrastruktur dan akses pasar.
  4. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan program/kegiatan ketahanan pangan di desa secara berkala dan transparan. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan tersebut dapat dilakukan oleh pemerintah desa, lembaga masyarakat desa, BUMDes, masyarakat desa, pemerintah kabupaten/kota, dinas terkait, lembaga penelitian, organisasi masyarakat sipil, dan mitra strategis lainnya sesuai dengan peran dan tanggung jawab masing-masing. Monitoring, evaluasi, dan pelaporan tersebut bertujuan untuk mengukur kinerja, dampak, tantangan, hambatan, serta peluang perbaikan program/kegiatan ketahanan pangan di de

Alokasi dana desa dapat diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan desa melalui implementasi sistem integrasi sapi kelapa sawit (SISKA) dengan cara sebagai berikut:

  1. Mengalokasikan paling sedikit 20 persen dari dana desa untuk program ketahanan pangan dan hewani, sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian APBN Tahun 2022. Dengan demikian, dari total dana desa sebesar Rp 68 triliun, paling sedikit Rp 13,6 triliun harus digunakan untuk program ketahanan pangan dan hewani di d
  2. Mengalokasikan dana desa untuk program ketahanan pangan dan hewani sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan oleh Kemendes PDTT melalui Keputusan Menteri Nomor 82 Tahun 2022 tentang Pedoman Ketahanan  Pangan  di  D  Pedoman  tersebut  mengatur  tentang kebijakan,  indikator, program, dan peran kelembagaan di desa terkait ketahanan pangan. Beberapa program yang dapat dilakukan melalui SISKA antara lain adalah pengembangan usaha ternak sapi, pengembangan padang penggembalaan di lahan perkebunan sawit, pengembangan lumbung pangan desa, pengembangan infrastruktur dan akses pasar, serta pengembangan kompos dari kotoran ternak dan limbah sawit.
  3. Mengalokasikan dana desa untuk program ketahanan pangan dan hewani sesuai dengan potensi, kebutuhan, dan prioritas masyarakat d Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat desa dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan program/kegiatan ketahanan pangan di desa. Partisipasi masyarakat desa dapat dilakukan melalui musyawarah desa, rapat kerja desa, forum komunikasi dan konsultasi, serta mekanisme lain yang sesuai dengan adat istiadat setempat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa SISKA merupakan salah satu model bioindustri berkelanjutan yang dapat membantu membangun ketahanan pangan desa. SISKA juga dapat mendukung pencapaian beberapa Sustainable Development Goals (SDGs), seperti SDG 2 (Pemberantasan Kelaparan), SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dan SDG 13 (Tindakan untuk Perubahan Iklim). Oleh karena itu, SISKA perlu didorong dan dikembangkan secara lebih luas di Indonesia.

Penulis : Dr Wahyu Darsono

Sumber :

  1. Membangun Sistem Integrasi Sawit-Sapi di Indonesia. (2020). Diakses dari
    https://ugmpress.ugm.ac.id/userfiles/product/daftar_isi/Membangun_Sistem_Integrasi_SawitSapi_di_Indonesia.pdf
  2. Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Integrasikan Sapi dan Sawit. (2022, Maret 2). Diakses dari https://www.uinsuska.ac.id/2022/03/02/fakultas-pertanian-dan-peternakan-uin-integrasikan-sapi-dan-sawit/
  3. SISKA (Sistem Integrasi Sapi Kelapa Sawit) sebagai Model Bioindustri Berkelanjutan Mendukung Sustainable
    Development Goals (SDGs). (n.d.). Diakses dari https://siskaforum.org/siska-sistem-integrasi-sapi-kelapa-sawitsebagai-model-bioindustri-berkelanjutan-mendukung-sustainable-development-goals-sdgs/
  4. Ketahanan Pangan (Pengertian, Aspek, Indikator, Strategi dan Distribusi). (2020, September 18). Diakses dari
    https://www.kajianpustaka.com/2020/09/ketahanan-pangan.html
  5. Penentuan Dimensi Serta Indikator Ketahanan Pangan Di Indonesia Dengan Menggunakan Analisis Faktor. (n.d.).
    Diakses dari https://widyariset.pusbindiklat.lipi.go.id/index.php/widyariset/article/download/35/29
  6. Penguatan Ketahanan Pangan Tingkat Desa. (2022). Diakses dari
    https://susut.desa.id/artikel/2022/3/24/penguatan-ketahanan-pangan-tingkat-desa
  7. Pedoman Ketahanan Pangan di Desa. (2022). Diakses dari https://ciburial.desa.id/pedoman-ketahanan-pangan-didesa/
  8. Kolaborasi dalam Mendorong Penggunaan Dana Desa untuk Ketahanan Pangan Efektif. (2022). Diakses dari
    https://www.kemenkopmk.go.id/kolaborasi-dalam-mendorong-penggunaan-dana-desa-untuk-ketahanan-panganefektif
  9. Optimalkan Dana Desa untuk Ketahanan Pangan. (2022). Diakses dari
    https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2022/02/15/optimalkan-dana-desa-untuk-ketahanan-pangan
  10. Kemendes Siapkan Pedoman Pemanfaatan Dana Desa untuk Ketahanan Pangan. (2022). Diakses dari
    https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2022/07/12/kemendes-siapkan-pedoman-pemanfaatan-dana-desa-untukketahanan-pangan
  11. Dana Desa untuk Ketahanan Pangan Harus Berkelanjutan. (2022). Diakses dari
    https://www.desapedia.id/nasional/dana-desa-untuk-ketahanan-pangan-harus-berkelanjutan/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Kami
1
Siskaforum.org
Gratis, gabung komunitas Siska Forum
Dapatkan info dan artikel menarik mengenai Sistem Integrasi Sapi dan Kelap Sawit