SISKA Collaborative Research
and Dissemination

"Collaborative Research and Dissemination to support SISKA (oil palm-livestock integration & intercropping system) adoption and expansion to achieve sustainable oil palm plantation"

Potensi Vegetasi (Gulma) Perkebunan Kelapa Sawit Sebagai Pakan Ruminansia

BAGIKAN

Dokumen artikel lengkap dapat diakses disini.

Rekomendasi teknis untuk mengoptimalkan gulma perkebunan sawit sebagai pakan ternak ruminansia melalui sistem penggembalaan terkontrol (rotational grazing) adalah:

  1. Menentukan jenis-jenis gulma yang berpotensi sebagai pakan ruminansia. Gulma yang berpotensi sebagai pakan ruminansia adalah yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi, palatabil bagi ternak, dan tidak beracun. Beberapa jenis gulma yang telah diketahui memiliki potensi sebagai pakan ruminansia adalah rumput (Paspalum, Axonopus dan Panicum), legum (Calopogonium dan Alysicarpus) dan beberapa jenis terna (Melastoma Hirta, Cliderma, Sida, Neplolephis, Borreraria dan Alystasia).
  2. Menentukan jumlah dan kapasitas ternak yang akan digembalakan. Jumlah dan kapasitas ternak yang akan digembalakan harus disesuaikan dengan ketersediaan hijauan pakan di bawah tegakan sawit. Ketersediaan hijauan pakan dapat diestimasi dengan menghitung produksi biomassa dari gulma yang berpotensi sebagai pakan ruminansia. Jumlah dan kapasitas ternak juga harus memperhatikan aspek kesehatan, reproduksi, dan produktivitas ternak.
  3. Menentukan luas dan jumlah blok penggembalaan. Luas dan jumlah blok penggembalaan harus disesuaikan dengan jumlah dan kapasitas ternak yang akan digembalakan. Luas blok penggembalaan harus cukup untuk menyediakan hijauan pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ternak selama satu hari. Jumlah blok penggembalaan harus cukup untuk memberikan waktu istirahat bagi tanaman untuk tumbuh kembali setelah digembalakan. Waktu istirahat ini bergantung pada jenis tanaman, kondisi iklim, dan intensitas pemeliharaan tanaman.
  4. Menentukan pola rotasi penggembalaan. Pola rotasi penggembalaan harus disesuaikan dengan luas dan jumlah blok penggembalaan, serta waktu istirahat tanaman. Pola rotasi penggembalaan dapat berupa pola tetap atau pola fleksibel. Pola tetap adalah pola rotasi penggembalaan yang memiliki urutan blok yang tetap dan waktu tinggal yang sama di setiap blok. Pola fleksibel adalah pola rotasi penggembalaan yang memiliki urutan blok yang bervariasi dan waktu tinggal yang berbeda di setiap blok sesuai dengan kondisi tanaman.
  5. Melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap sistem penggembalaan terkontrol. Pemantauan dan evaluasi terhadap sistem penggembalaan terkontrol harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui efektivitas dan dampak dari sistem tersebut. Pemantauan dan evaluasi dapat meliputi aspek-aspek seperti pertumbuhan dan produksi tanaman sawit, pertumbuhan dan produksi gulma, kesehatan, reproduksi, dan produktivitas ternak, serta kualitas tanah dan lingkungan.

 

Penulis : Dr Wahyu Darsono

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Kami
1
Siskaforum.org
Gratis, gabung komunitas Siska Forum
Dapatkan info dan artikel menarik mengenai Sistem Integrasi Sapi dan Kelap Sawit