Satui-Tapin, 11-12 November 2021 – Menindaklanjuti perjanjian kerjasama antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Dinas Perkebunan dan Peternakan) dengan 7 (tujuh) perusahaan kelapa sawit di Kalimantan Selatan, telah dilaksanakan sosialisasi dan penyusunan rencana aksi untuk implementasi program Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (SISKA KU INTIP). Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan informasi tentang simbiosis mutualisme integrasi sawit sapi sekaligus menunjukkan existing implementation di PT Buana Karya Bhakti.
Kegiatan ini dihadiri oleh Perwakilan Bank Indonesia, Bappeda, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan, Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Pelaihari, Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi Pertanian (BPTP), GAPKI Kalsel, Team Leader Advisory Support Group Indonesia Australia Red Meat and Cattle Partnership (ASG-IARMCP), Pimpinan PT Buana Karya Bhakti, PT Hasnur Citra Terpadu, PT Candi Artha, PT Citra Putra Kebun Asri, PT Gawi Makmur Kalimantan, PT Saka Kencana Sejahtera, dan Program Management Unit (PMU) SISKA Supporting Program.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan sangat berharap program SISKA KUINTIP ini dapat mewujudkan Kalimantan Selatan sebagai penyangga kebutuhan daging sapi.
Keesokan harinya, dilaksanakan Survei dan Investigasi Desain (SID) di PT Hasnur Citra Terpadu (Kab. Tapin) untuk mengumpulkan data awal dalam penyusunan rekomendasi site plan, bisnis plan dan strategi operasional.
Team Leader SISKA Supporting Program menyatakan banyak aspek yang harus dipertimbangkan agar agenda program ini dapat dilaksanakan secara partisipatif dan lebih terarah. “Kajian dan analisis berbagai aspek sangat diperlukan agar kita memiliki dasar yang kuat sebelum diimplementasikan” lanjutnya.
Kunjungan ke PT Hasnur merupakan agenda perdana Survei Investigasi dan Desain (SID) di lokasi calon implementasi SISKA KUINTIP. PT Hasnur berada di wilayah dengan kondisi sebagian besar areal perkebunannya adalah lahan rawa. Agenda kunjungan survey langsung ke titik lokasi pengembangan yaitu areal terbuka dengan luas 10 ha dengan kondisi sebagian besar adalah lahan rawa dan tergenang air. Kondisi ini memerlukan pertimbangan khusus untuk implementasi sawit sapi.
Hasil diskusi secara langsung menyimpulkan bahwa untuk implementasi integrasi sawit sapi di lokasi PT Hasnur perlu dilakukan secara bertahap dengan langkah awal melakukan uji coba pengembangan pastura melalui penanaman beberapa jenis rumput dan legum unggulan untuk memastikan potensi ketersediaan hijauan sebagai sumber pakan, sehingga implementasi integrasi sawit sapi dapat diterapkan dengan pilihan sistem pemeliharaan kandang (breedlot). Sistem breedlot dipilih dengan pertimbangan bahwa sistem penggembalaan (grazing) akan sulit diterapkan di areal perkebunan sawit dengan kondisi lahan rawa.
Agenda Survei Investigasi Desain (SID) selanjutnya akan dilakukan ke PT Citra Putra Kebun Asri dan PT Candi Artha untuk pengumpulan data awal dalam penyusunan site plan, bisnis plan, dan strategi operasional untuk integrasi sawit-sapi.
