Banjarbaru, 10 Februari 2022 – Menindaklanjuti rencana kegiatan riset tentang analisis spasial, pemetaan pasar, rantai pasok dan analisis kerangka kebijakan potensi investasi SISKA (Sistem Integrasi Sawit-Sapi) yang akan dilaksanakan di Kalimantan dalam merespon rencana pemindahan IKN (Ibu Kota Negara) serta analisis kebijakan pengembangan SISKA dalam mendukung Instruksi Presiden 6/2019 tentang RAN-KSB (Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan), telah dilaksanakan penandatanganan MoU antara SISKA Supporting Program dengan LPPM Universitas Lambung Mangkurat, Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman dan Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian.
Pada agenda ini, juga disampaikan pengayaan-sosialisasi rencana kegiatan riset kepada multistakeholder di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dengan tujuan membangun keterlibatan dari multistakeholder sehingga pelaksanaan riset dapat memperoleh dukungan dari para multistakeholder tersebut.
Prof Dr Ir Nyak Ilham, MSi, selaku ketua tim perumus menyatakan bahwa tersedianya dukungan dalam bentuk toolkit/perangkat pendukung keputusan berinvestasi yang mencakup informasi data spasial, model bisnis usaha integrasi sawit sapi, rantai pasok dan rekomendasi kebijakan sangat penting untuk potensi pengembangan dan investasi SISKA dalam merespon rencana pembangunan IKN.
Prof Dr Ir Danang Biyatmoko, MSi, selaku ketua LPPM Universitas Lambung Mangkurat menyatakan bahwa kegiatan riset SISKA ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang sangat bermanfaat bagi peternakan dan semua provinsi di Kalimantan. “Riset dasar dan pengetahuan ini akan mampu menghasilkan keluaran yang dapat mendongkrak Sistem Integrasi Sawit-Sapi (SISKA) ini menjadi lebih berdaya guna bagi bidang peternakan dan seluruh provinsi di Kalimantan dalam upaya menjadi sumber penyediaan daging sapi dan sumber protein hewani,” pungkasnya.
Agenda selanjutnya sebagai tahapan pelaksanaan riset, akan dilaksanakan FGD yang melibatkan stakeholder terkait dalam bidang perkebunan dan peternakan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur, sebagai tahap awal pengumpulan data. FGD tersebut diharapkan menjadi media brainstorming dan identifikasi potensi masing-masing wilayah dalam implementasi SISKA untuk merespon penyediaan pangan hewani Ibu Kota Negara (IKN). (SSP-10/12/2022)
